Project Life Cycle (Siklus Hidup Proyek)

Project Life Cycle

    Siklus Hidup Proyek atau lebih dikenal dengan nama Project Life Cycle merupakan tahapan yang dilalui proyek mulai dari inisiasi sampai tahap akhir. Setiap proyek memiliki ukuran dan tolak ukur tertentu. Siklus hidup proyek kemudian biasanya dipantau berdasarkan grafik level biaya terhadap waktu. Seperti pada saat memulai proyek, biaya yang dibutuhkan sangat rendah, kemudian biaya terus meningkat hingga tahap pengerjaan proyek. Setelah pengerjaan proyek selesai, biaya yang dibutuhkan menurun. Untuk itulah dalam Project Life Cycle terdapat fase khusus yang memberi arahan tertentu dalam cara mengelola proyek secara optimal. Project Life Cycle terdiri dari 4 tahap (stages)  yang aktifitasnya berjalan secara berurutan.

Initiating Phase (1)

    Merupakan tahap pertama dalam siklus ini. Selama tahap ini, tim pengambil keputusan akan mengidentifikasi apakah proyek tersebut secara realistis dapat diselesaikan. Output tahap inisiasi diantaranya dokumen proyek yang berisikan nama proyek, biaya proyek dan penunjukan manejer proyek. Dokumen ini akan dijadikan acuan dasar oleh manejer proyek untuk melakukan proses proyek selanjutnya.

Planning Phase (2)

    Tahap perencanaan merupakan tahap yang paling penting yang membutuhkan banyak waktu dan SDM yang terlibat sesuai dengan besar kecilnya proyek. Output dari tahap ini diantaranya struktur dan tim proyek, gambar detail desain, skop pekerjaan, data teknis, jadwal proyek, jadwal pekerja, jadwal material / pembelanjaan, prosedur-prosedur, dan hal-hal detail lainnya. Tahap perencanaan ini merupakan kunci keberhasilan tahap proyek selanjutnya.

Executing Phase (3)

    Tahap eksekusi dan kontrol/monitor biasanya dijalankan bersamaan, dan tahap ini merupakan tahap dilaksanakannya proyek dalam memulai dari pembelanjaan sampai konstruksi yang mengacu pada output dari tahap perencanaan. Output dari tahap ini diantaranya produk atau hasil kerja proyek, dokumen kontrol mulai dari kontrol administrsi, kontrol kualitas, kontrol tenaga kerja, kontrol material, kontrol jadwal, sampai pada kontrol keuangan proyek, laporan-laporan, risalah rapat, hasil tes dan inspeksi dan lain-lain yang menggambarkan pelaksanaan proyek. Segala hal dalam tahap ini harus terdokumentasikan dengan baik untuk keperluan tahap selanjutnya.

Project Closure (4)

    Project closure atau penutupan pengerjaan proyek merupakan tahap akhir dari sebuah proyek, tahap ini terdiri dari serah terima dan masa perawatan, serah terima umumnya dibagi dua tahap, tahap pertama setelah pekerjaan konstruksi selesai dan siap digunakan dan selanjutnya setelah masa perawatan selesai. Output dari tahap ini adalah final dokumen yang berisikan semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi, gambar final selesainya pengerjaan proyek, manual operasi dan berita acara serah terima.

Manfaat Project Life Cycle

Manfaat dari Project Life Cycle adalah terciptanya suatu proyek berhasil. Berhasil dalam arti kata dapat memenuhi tujuan dari diciptakannya proyek itu sendiri. Tahap-tahap pembuatan proyek menjadi jelas (dari inisiasi hingga closure).  Membantu mencapai tujuan proyek yang optimal dan seimbang dari segi waktu, biaya dan kualitas.

Perbedaan Project Life Cycle untuk menghasilkan produk/artefak perangkat lunak dengan produk/artefak lainnya.

Untuk dapat mengahasilkan hingga mengembangkan produk/artefak berupa perangkat lunak, diterapkan System Development Life Cycle (SDLC). Namun untuk melaksanakan proyek mulai dari inisiasi hingga siap digunakan, harus menerapkan siklus Project Life Cycle.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manajemen Resiko Proyek

 MANAJEMEN RESIKO PROYEK         Manajemen resiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin ...