Tim Pengembang Perangkat Lunak dan Fungsi/Tugasnya Masing-Masing dalam Manajemen Proyek Perangkat Lunak - MPPL Informatika


Tim Pengembang Perangkat Lunak

    Lingkup manajemen proyek mencakup 4P yakni People, Product, Process, dan Project. People, merupakan orang-orang atau pihak-pihak (stakeholder) yang terlibat didalam proyek. Didalam proyek perangkat lunak, people dapat digolongkan kedalam dua pihak yakni pihak pengembang perangkat lunak dan pihak pengguna perangkat lunak. Pihak pengembang perangkat lunak terdiri dari Manajer Bisnis, Manajer Proyek dan Praktisi Pengembang. Sementara pengguna perangkat lunak terdiri dari pengguna akhir (end user) dan pelanggan (costumer).


Fungsi dan Tugas Tim Pengembang Perangkat Lunak

    Manajer Bisnis, bertugas menentukan isu bisnis pengembangan perangkat lunak dan bernegosiasi dengan pelanggan (costumer), terkait durasi proyek, nilai proyek dan sebagainya. Setelah isu bisnis disepakati, manajer bisnis akan menunjuk tim pengembang perangkat lunak dan menugaskan manajer proyek untuk memimpin pengerjaan proyek.

    Manajer Proyek, bertugas mengelola pekerjaan pembangunan perangkat lunak, memastikan bahwa perangkat lunak selesai pada waktu yang tersedia, dengan biaya sesuai anggaran proyek. Dalam pelaksanaan teknis pengembangan perangkat lunak, manajer proyek harus berkoordinasi dengan pihak pengguna perangkat lunak baik pelanggan (costumer) maupun pengguna akhir (end user). Setelah memperoleh gambaran umum perangkat lunak yang akan dikembangkan, manajer proyek akan membentuk tim praktisi pengembang dan melakukan pembagian tugas.

    Praktisi Pengembang, bertugas melakukan teknis pengembangan perangkat lunak, mulai dari proses analisis, perancangan, pemrograman, hingga pengujian. Dimana setiap proses memiiki ahli yang bekerja pada bidangnya masing-masing. Praktisi pengembang juga harus mendengarkan masukan (mengenai kebutuhan secara rinci) dari pengguna akhir (end user) dan melakukan pengujian dengan pengguna akhir (end user).

Pengendalian (Manajemen) Kualitas Proyek Perangkat Lunak


Manajemen Kualitas Proyek Perangkat Lunak

Manajemen kualitas proyek merupakan proses yang dilakukan untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Terdapat beberapa tahap dalam manajemen kualitas proyek yakni:

1. Perencanaan Kualitas, yakni proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek yang sedang dikerjakan, dan bagaimana cara agar dapat memenuhi standar kualitas tersebut. Untuk menentukan standar kualitas, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai masukan (input) dalam perencanaan kualitas, diantaranya:

  • Faktor Lingkungan Perusahaan (Enterprise Environmental Factor); yang meliputi :
    • Struktur dan budaya organisasi;
    • Fasilitas dan peralatan;
    • Sumber Daya Manusia;
    • Sistem Informasi Manajemen Proyek (Project Management Information System);
    • Pihak pemangku kepentingan (stakeholder);
    • Basisdata Estimasi Standar (Standard Estimating Database).
  • Aset Proses Organisasi (Organizational Process Assets); yang meliputi:
    • Proses dan prosedur organisasi dalam melaksanakan proyek;
    • Informasi dan standar organisasi.
  • Pernyataan Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Statement);
  • Rencana Manajemen Proyek (Project Management Plan).
Dalam input perencanaan kualitas terdapat peralatan dan teknik yang digunakan, diantaranya:
  • Analisis Manfaat dan Biaya (Cost Benefit Analysis), meliputi mengurangai pengulangan pekerjaan, meningkatkan produktifitas, meminimalisir pengeluaran dan meningkatkan kepuasan pihak pemangku kepentingan (stakeholder).
  • Benchmarking, yakni teknik menandai dan membandingkan aktifitas proyek sejenis.
  • Design of Experiment, yakni melakukan uji coba terhadap rancangan dan melakukan analisa kondisi optimal.
Setelah masukan (input) diidentifikasi menggunakan peralatan dan teknik diatas, kemudian keluarlah hasil atau output perencanaan kualitas. Yaitu :
  • Rencana Manajemen Kualitas (Quality Management Plan);
  • Acuan Kualitas (Quality Matrix); yang meliputi :
    • Tingkat Kegagalan;
    • Tingkat Penyelesaian.
  • Daftar Periksa Kualitas (Quality Checklist);
  • Rencana Perbaikan Proses (Process Improvement Plan);
  • Quality Baseline;
  • Rencana Manajemen Proyek (Project Management Plan).

2. Penjaminan Kualitas, yakni seluruh tindakan sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk atau jasa yang diberikan. Penjaminan kualitas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

  • Jaminan Internal, yaitu jaminan yang diberikan kepada pihak manajemen dan tim proyek;
  • Jaminan Eksternal, yaitu jaminan yang diberikan kepada pihak konsumen atau pelanggan.

3. Pengendalian Kualitas, yaitu memonitor hasil proyek secara spesifik untuk memeriksa apakah sudah memenuhi kualifikasi standar relevan yang sudah disepakati dan mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh. Dalam pengendalian kualitas terdapat beberapa alat (tools) yang berfungsi untuk memonitor kualitas proyek. Yakni :

  • Pareto Diagram;
Diagram Pareto adalah suatu grafik batang (nilai/jumlah asal) yang dipadukan dengan diagram garis (jumlah kumulatif %) yang terdiri dari berbagai faktor yang behubungan dengan suatu variabel yang disusun menurut besarnya dampak faktor tersebut.


  • Statistical Sampling;
Statistical Sampling adalah metode pengambilan sampel populasi untuk memahami masalah yang ada. Jumlah sample yang diambil berkaitan dengan "se-representatif apa" data yang diinginkan.
  • Six Sigma;
Six Sigma merupakan suatu sistem yang komperhensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan dan memaksimalkan kesuksesan bisnis. Six Sigma sebagai alat pengendali kualitas biasanya terdiri dari 5 fase pengembangan, yaitu menetapkan (define), mengukur (measure), menganalisa (analyze), meningkatkan (improve), dan mengedalikan (control).
  • Diagram Kontrol;
Diagram Kontrol merupakan tampilan grafis dari data yang menggambarkan hasil dari suatu proses dari waktu ke waktu.

  • Testing/Pengujian.
Testing atau pengujian seringkali digunakan dalam proyek-proyek IT. Banyak profesional IT yang melakukan testing hanya di bagian akhir pembuatan produk. Namun, testing sebaiknya dilakukan pada tiap tahapan dalam siklus hidup pembangunan produk.

Scope, Milestone, Gantt Chart, dan CPM (Critical Path Method) dalam Perencanaan Proyek - MPPL Informatika

Project Scope

Project Scope merupakan pengendalian ruang lingkup dalam sebuah proyek. Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek. Tujuan utamanya yaitu untuk meminimalisasi segala penyimpangan yang mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek ialah optimasi kinerja biaya, waktu, mutu dan juga keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian ialah berupa pengawasan, pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan selama proses implementasi.

Terdapat enam (6) proses untuk mengelola Project Scope. Yaitu Plan Scope Management, Collect Requirements, Define Scope, Create WBS, Validate Scope, dan Control Scope.

  1. Plan Scope Management : Mendefinisikan dan mendokumentasikan bagaimana project scope dan product scope akan ditentukan, diverifikasi, dan diubah jika diperlukan. Fase ini perlu disepakati setelah terjadi komitmen pelaksanaan dan pembiayaan proyek oleh Project Sponsor.
  2. Collect Requirement : Membantu costumer menentukan apa yang mereka butuhkan. Dalam fase ini juga direncanakan bagaimana kolaborasi kerja dilakukan antara tim proyek dengan costumer/client/user untuk menentukan scope proyek. Metode yang dapat dilakukan seperti interview, workshop, brainstorming, focus group discussion (FGD), survey, observasi lapangan, dan lain-lain.
  3. Define Scope : Menyusun scope proyek mulai dari hal yang high level/general hingga spesifikasi detail dari proyek yang akan dibangun. Serta pendekatan apa yang digunakan dalam fase-fase SDLC. Didalam fase Define Scope ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan. Seperti Menentukan Boundary (batas), pekerjaan apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan. Kemudian Menentukan SOW (Statement of Work), yakni deskripsi naratif produk/service/sistem yang harus disediakan dalam sebuah proyek, meluputi : spesifikasi, kuantitas, standar kualitas, atau performa dari produk/service/sistem tersebut. Kemudian mementukan Scope Statement, yakni dokumentasi terhadap definisi scope berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi costumer terhadap proyek yang akan dikerjakan.
  4. Create WBS : Membuat WBS. WBS (Work Breakdown Structure) adalah penguraian pekerjaan secara hirarki oleh tim proyek untuk mencapai tujuan proyek dan menciptakan rincian pekerjaan yang diperlukan, dengan masing-masing level yang mewakili setiap detil rincian pekerjaan.
  5. Validate Scope :Validate Scope ini merupakan tahap dimana final project  diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi. Bertujuan untuk kelayakan deliverable sesuai standar yang telah di tentukan atau tidak.
  6. Control Scope : Control Scope merupakan proses pemantauan status proyek dan ruang lingkup produk dan mengelola perubahan berdasarkan lingkupnya.

Milestone dalam Proyek

Milestone (dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai tonggak sejarah) dalam suatu proyek adalah suatu pencapaian penting yang terukur dengan jelas dalam tahapan penyelesaian suatu proyek.

Milestone merupakan capaian berupa titik tertentu, dimana kondisi tersebut bisa dibuktikan dengan adanya deliverables. Tim proyek dapat dikatakan sukses apabila milestone-milestone tersebut dapat diraih/sudah dilalui.

Milestone proyek ini sangat penting dan umumnya tertulis di dalam perjanjian kontrak proyek antara pemberi kerja dan penerima kerja dan berfungsi sebagai alat dalam manajemen proyek untuk mengukur apakah pelaksanaan proyek masih sesuai, lebih cepat, atau bahkan sudah lebih lambat dari jadwal pelaksanaan proyek yang telah disepakati bersama dalam kontrak proyek.

Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu tools yang penting untuk digunakan dalam mengembangkan jadwal pelaksanaan proyek. Gantt chart bisa dikatakan menjadi ikon dari project management karena simple, mudah digunakan, dan padat informasi tentang proyek.

Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan Tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.

CPM (Critical Path Method)

CPM adalah salah satu metode untuk merencanakan schedule proyek adalah dengan project network dan critical analysis. Critical Path merupakan jalur terpanjang sekaligus jalur yang memiliki waktu pelaksanaan paling lama dari sebuah Project Network Diagram.

Project Network Diagram sendiri akan menggambarkan aktifitas yang harus dilakukan didalam proyek, beserta urutannya dan dependensi aktifitas terhadap aktifitas yang lainnya. Disamping itu juga dijelaskan durasi pelaksanaan dari masing-masing aktifitas. 

CPM atau Critical Path Method adalah sebuah konsep atau metode dalam project management yang digunakan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama dalam sebuah proyek sehingga dapat diselesaikan secara maksimal dan tepat waktu. 

Metode ini akan sangat membantu project manager dalam menganalisa, merencanakan dan menjadwalkan proyek dengan lebih efisien. Karena dengan menerapkan proyek ini dapat ditentukan: 
  • Daftar semua tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. 
  • Tugas mana yang paling kritis, dalam artian paling berpengaruh terhadap total waktu yang dihabiskan dalam proyek tersebut dan harus lebih diprioritaskan.
  • Cara terbaik untuk menjadwalkan semua tugas dalam proyek agar memenuhi target waktu minimal penyelesaian. 

Referensi

  • https://www.youtube.com/watch?v=exza5gpTA3k
  • https://manprountel.wordpress.com/project-scope-management
  • https://www.manajemenproyek.com/milestone
  • https://www.youtube.com/watch?v=HHnn-BMEflA
  • https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gantt-chart-cara-membuat-gantt-chart
  • https://www.ekrut.com/media/critical-path-method-adalah

Manajemen Resiko Proyek

 MANAJEMEN RESIKO PROYEK         Manajemen resiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin ...